Kamis, 15 Januari 2015

TELADAN DARI PARA HAMBA ALLAH YANG TERBAIK



 

 وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال : كأني أنطر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحكي نبيا من الأنبياء, صلوات الله وسلمه عليهم, ضربه قومه فأدموه, وهو يمسح الدم عن وجهه, ويقول : اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون. متفق عليه.
Dan dari ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata : seakan aku melihat kepada Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam mengkisahkan seorang Nabi dari para Nabi-nabi Shalawatullah wasalamuhu ‘alaihim, kaumnya memukulinya dan melukainya hingga berdarah, sedang dia mengusap darah dari wajahnya, dan mengatakan : Yaa Allah berilah ampun kepada kaumku karna sesungguhnya mereka tidak mengetahui. Muttafan ‘Alaihi.
Hadits ini dari ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, memberikan faidah kepada kita akan sifat sabar tidak tergesa-gesa pada diri para Nabi Alaihimush shalatu wasalam, dan kesabaran yang tinggi atas segala gangguan yang ditimpakan kaumnya kepada mereka. Allah berfirman : Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.[ QS. Al an’am : 34]
Nabiyullah yang mulia ini, yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah wajahnya, namun ia hanya mengatakan : Yaa Allah berilah ampun kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui. Alangkah sabarnya beliau, terhadap gangguan kaumnya..beliau tidak membalas itu semua dengan cara yang sama, bahkan beliau tidak berdo’a kepada Allah agar Allah membalas apa yang mereka lakukan, karena yang seperti ini jelas-jelas kedholiman terhadap orang lain, terlebih yang didholimi bukan manusia biasa, namun beliau seorang Nabi, yang dekat dengan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, Rabbnya seluruh alam semesta ini.
Namun beliau hanya mengatakan : Yaa Allah..berilah ampun kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.
Sungguh balasan yang tidak sesuai jika ditimbang dengan kebaikkannya.
Demikianlah para Nabi Shalawatullah ‘alaihim mereka menyeru kepada manusia betul-betul hanya menginginkan kebaikkan semata untuk Ummatnya. Namun mereka tidak mengetahuinya.. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kalangan kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan kebaikkan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At Taubah : 128]
Seakan-akan kaum yang memukuli Nabi mereka ini, Muslim, akan tetapi terjadi pada diri mereka kemarahan pada Nabi ini, maka terjadilah apa yang terjadi merekapun kemukulinya, diapun berdo’a dengan memohon ampun untuk mereka, dimana, jikalau mereka ini [ kaum tersebut ] bukan orang muslim niscaya Nabi tersebut akan berdo’a memintakan hidayah untuk kaum tersebut !, seperti misalkan : Yaa Allah berilah hidayah kepada kaumku, akan tetapi dhahir hadits tersebut, bahwasanya mereka Muslim.
Oleh karna inilah pendapat yang Rajih terhadap siapa yang mencela Rasul Shalallahu ‘Alaihi wasallam, kemudian ia bertaubat, maka diterima taubatnya, akan tetapi dibunuh, adapun orang yang mencela Allah kemudian ia bertaubat, maka taubatnya diterima, akan tetapi tidak dibunuh.
Bukanlah ini dalam artian, mencela Rasul lebih besar perkaranya dari mencela Allah, bahkan mencela Allah lebih besar hukumnya.
Akan tetapi Allah telah mengkhabarkan kepada kita bahwasanya Allah mengampuni siapa yang mencela hak-Nya bagi siapa yang bertaubat.
Adapun Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam maka beliau telah meninggal, siapa yang mencela beliau sungguh dia telah menghinakan hak beliau, maka apabila dia bertaubat, maka sesungguhnya Allah akan mengampuninya, dan mengampuni kekufurannya karena sebab celaan dia terhadap Rasul, akan tetapi haknya Rasul masih tetap, maka oleh sebab itu dia dibunuh.
بارك الله فيكم
محمد رفقي ابن جنيدى الكلمنتنى
كتبه بمعهد المنصورة بنجربار كلسل

Tidak ada komentar:

Posting Komentar