Ya Allah bantulah hamba-Mu ini untuk mengingat-Mu dan bersyukur
kepada-Mu serta memperbagus ibadah ini kepada-Mu
Syukur, di antara devinisi yang di
sebutkan oleh para ‘Ulama’ adalah : Pujian kepada Allah Azza wa Jalla atas
kenikmatan-kenikmatan-Nya. Atau melaksanakan ketaatan kepada sang pemberi
nikmat, yakni Allah Azza wa Jalla.
Apabila Allah Azza wa Jalla
memberikan nikmat kepada engkau maka hendaknya engkau tampakan nikmat tersebut
dalam pakaianmu, rumahmu, kendaraanmu, dalam shadaqohmu, nafkah kepada
keluargamu, agar supaya terlihat nikamat harta ini yg Allah berikan kepadamu.
Dalam ilmu, apabila Allah Azza wa
Jalla memberikan berupa kenikmatan ilmu kepadamu maka hendaknya engkau
tampakan atsar ilmu ini padamu, dari menyebarkannya di tengah-tengah manusia,
mengajarkan manusia, berdakwah kepada Allah, dan selain dari itu.
Syukur seorang hamba kepada Allah Azza
wa Jalla berkisar pada tiga perkara, yaitu :
·
Mengakui di dalam hati nikmat tersebut datangnya dari Allah.
·
Membicarakan tau menampakan nikmat tersebut, dalam rangka memuji
kpd Allah serta mengakuinya serta tidak menentangnya, bukan dalam rangka
bangga, sombong, mengangkat diri di atas hamba-hamba Allah; membicarakan
kelebihan kita dari sisi harta bukan karena merendahkan kafaqiran, bahkan kita
lakukan dalam rangka memuji Allah, dan yg seperti ini boleh sebagaimana kisa
orang yg buta dari kalangan bani Isra’il tatkala Malaikat mengingatkannya
dengan nikmat Allah, maka orang buta ini mengatakan :
نعم,
كنت أعمى فرد الله علي بصري, وكنت فقيرا فأعطاني الله المال.
“iya,dahulu aku memang buta
lalu Allah mengembalikan ke-dua pandanganku, dan dahulu aku seorang yg faqir
lalu Allah-pun memberikan harta kpdku.
Maka
ini dari BAB AT TAHADDUTS BINI’MATILLAH, dan dalil-dalil yg seperti ini banyak.
·
Menggunakan nikmat-nikmat tersebut di atas ketaatan kepada Allah
Azza wa Jalla.
Maka syukur berkaitan dengan hati,
lisan dan anggota badan.
Hati untuk ma’rifah dan mahabbah,
lisan untuk pujian dan sanjungan, anggota badan untuk melaksanakan nikmat
tersebut dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan Allah Azza wa
Jalla.
Maka siapa yg bermaksiat kepada
Allah Azza wa Jalla sungguh dia tidak melaksanakan syukur atas nikmat
Allah, kufur terhadap nikmat Allah, Allah Azza wa Jalla berfirman :
﴿ ألم تر إلى الذين
بدلوا نعمت الله كفرا وأحلوا قومهم دار البوار
جهنم يصلونها وبئس القرار﴾
Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan
menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah
seburuk-buruk tempat kediaman.QS.Ibrohim : 28-29
Maka pelaku maksiat tidak
melaksanakan syukur nikmat Allah Azza wa Jalla, berkurang syukurnya
sesuai kadar kemaksiatan yg dia lakukan, walau dia mengatakan dengan lisannya :
aku bersyukur kpd Allah, syukur kpd Allah namun ia bermaksiat kpd Allah,
sungguh dia tidak jujur terhadap apa yg ia ucapkan, maka syukur ialah :
melaksanakan ketaatan kpd sang pemberi nikmat, syukur memiliki dua faedah yg
sangat besar, yaitu :
1.
Al I’tiraf kpd Allah dalam hak-Nya, keutamaan dan ihsan-Nya.
2.
Bahwa sebab bertambahnya nikmat adalah dengan bersyukur.
Maka setiap kali engkau bersykur
Allah akan tambahkan nikmat tersebut kpd engkau, Allah Azza wa Jalla
berfirman :
﴿ وإذ تأذن ربكم لئن
شكرتم لأزيدنكم ولإن كفرتم إن عذابى لشديد ﴾
Dan (ingatlah
juga), tatkala Rabb kalian memaklumkan; "Sesungguhnya jika kalian
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih."QS.Ibrohim : 7
Namun apabila ia kufur maka artinya
dia telah menawarkan dirinya kepada adzab Allah, dan adzab Allah sangatlah
pedih, sebagaimana Allah terangkan dalam ayat di atas.
Allah Azza wa Jalla berfirman
:
﴿ يا أيها الذين آمنوا
كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا لله ﴾
Hai orang-orang
yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.QS.
Al baqarah : 172
Maka
bersyukurlah kpd Allah atas nikmat-nikamt yg telah Ia berikan kpd engkau, Dia
akan mudahkan untuk engkau sampai kepd nikmat tersebut tanpa daya dan upaya
darimu, Karena rizqi yg kita makan ini jikalau Allah kehendaki untuk kita tidak
mampu meraihnya maka kita tidak akan mampu untuk mendatangkannya.
Semoga kita
semua tergolong dari orang-orang yg senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat
Allah Azza wa Jalla.
والحمد لله رب
العالمين
وصلى الله على
نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Muhammad Rifqy
bin Junaidy al-katingany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar