Minggu, 18 Januari 2015

SIAPAKAH HAMBA YANG DINAUNGI OLEH ALLAH ﷻ ? TEMUKAN JAWABANNYA


        

وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : "سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله : إمام عادل, وشاب نشأ في عبادة الله تعالى, ورجل قلبه معلق في المساجد, ورجلان تحابا في الله اجتمعا عليه, وتفرق عليه, ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال, فقال : إني أخاف الله, ورجل تصدق بصدقة, فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه, ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه" متفق عليه
Dan dari Abu Hurairah Radhiayyallah ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Tujuh golongan yang Allah naungi mereka dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allah : Imam yang ‘adil, dan pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya bergantung dengan Masjid, dan dua orang yang cinta karena Allah berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah, dan seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kekayaan dan kecantikan[untuk berbuat kekejian,jima’], lalu dia mengatakan : sesungguhnya aku takut kepada Allah, dan seseorang yang bersadaqah dengan satu sadaqah, dia sembunyikan sadaqah tersebut sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disadaqahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang yang mengingat Allah ditempat yang sepi lalu berlinanglah kedua air matanya”. Muttafaqn ‘alaihi
Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam :  Tujuh golongan yang Allah naungi mereka dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allah : ya’ni, keadaan ini terjadi pada hari kiamat, karena disaat itu manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki dan tidak berbusana, manusia kembali seperti keadaan semula, ketika Rasulullah shalallah ‘alaihi wasallam bersabda : wahai sekalian manusia sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dihadapan Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berbusana, dan tidak berkhitan…tatkala Rasulullah bersabda dengan sabda ini, maka A’isyah Radhiayallahu ‘anha berkata : laki-laki dan perempuan  akan saling melihat sebagian mereka kepada sebagian yang lainnya ?!, maka Rasulullah mengatakan : perkara pada hari itu lebih besar dari keinginan mereka yang demikian itu. Ya’ni seseorang tidak sempat untuk melihat satu dengan yang lainnya karena matahari didekatkan diatas kepala, pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ayah dan ibunya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkan. Maka merekapun tidak sempat untuk melihat satu dengan yang lainnya.
Lalu tidak ada disana satu naunganpun kecuali naungan Allah, ya’ni naungan yang diciptakan oleh Allah yang Ia naungi kepada siapa yang dikehendaki-Nya pada hari itu, karena disaat itu tidak ada naungan dari bangunan, tidak pula ada naungan pepohonan, tidak pula ada sesuatu yang bisa dibuat oleh manusia untuk menaungi diri-diri mereka selamanya, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Rabb-ku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,[QS.thaha :105] ya’ni setiap gunung-gunung akan hancur seberapapun besarnya, akan menjadi pasir, debu yang berterbangan, berhamburan diudara : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan[.QS. an Naml : 88 ] berterbangan, hancur jadi debu padahal sebelumnya engkau sangka gunung-gunung itu benda mati dan tidak bisa bergerak.
Maka tidak ada disana naungan kecuali naungan yang dimudahkan oleh Allah kepada seseorang, Allah ciptakan naungan disisinya. Allah a’lam bagaimana bentuknya, yang akan menaungi manusia.
Naungan disini bukan yang dimaksud Allah itu sendiri yang menaunginya sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang, maka siapa yang memahami dengan pemahaman yang seperti ini maka sungguh ia lebih bodoh dan tolol dari KELEDAI !
Dikarnakan Allah adalah cahaya langit dan bumi, tidak mungkin bagi Allah ada naungan dari Matahari, sehingga matahari diatas Allah dan Dia berada diantara matahari dan makhluk, ini tidak mungkin sama sekali Allah berada dibawah makhluknya, Allah maha tinggi, maha sempurna Allah dari apa yang mereka sifatkan, dan Dia Allah cahaya langit dan bumi.
Nabi Shalallah ‘alaihi wasallam bersabda, yang maknanya : Hijab Allah  an Nuur, jikalau disingkap hijab ini, maka cahaya ini akan membakar segala sesuatu sejauh pandangan-Nya dari makhluk-Nya.
Maka bagaimana bisa dikatakan Allah yang menaungi makhluknya, sehingga Allah berada antara matahari dan makhluknya !?
Akan tetapi sebagaimana yang telah kita katakan sebagian manusia lebih bodoh dari keledai, dia tidak mengetahui akibat apa yang dia katakan terhadap tafsir kalam Allah dan kalam Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam. Maka tidak mungkin Rasul menginginkan yang seperti ini. Sampai-sampai riwayat yang telah warid dalam  masalah naunngan Arsy-Nya padanya Nadhr[ diteliti.pent] riwayatnya. Karena yang ma’ruf bahwasanya Arsy Allah lebih besar dari langit dan bumi, matahari, bulan, bintang, dan tujuh lapis langit dan bumi jika dibandingkan dengan kursi Allah hanya seperti gelang yang dilempar ditengah padang pasir, sementara kursi jika dibandingkan dengan Arsy Allah maka seperti padang pasir  kepada gelang ini. Maka bagaimana bisa dikatakan Arsy berada dibawah matahari yang menaungi manusia !?
Yang benar dalam masalah ini adalah : naungan yang disebut dalam hadits tersebut adalah naungan yang diciptakan oleh Allah pada hari itu, Wallahu a’lam bentuknya seperti apa, naungan yang dengannya Allah menaungi siapa yang dikehendaki oleh Allah dari hamba-Nya dari panas matahari. Maka diantara hamba-hamba yang mendapatkan naungan tersebut adalah :
1.      Imam yang ‘adil, yang berbuat adil diantara manusia, dan keadilan yang paling yang penting pada diri seorang imam adalah menghukumi diantara manusia dengan syare’at Allah, dikarnakan syare’at Allah adalah keadilan yang paling ‘adil, adapun orang yang berhukum dengan undang-undang yang telah mereka tetapkan yang menyelisihi Syare’at Allah maka dia Imam yang paling berdosa-Wal’iyaadzubillah- serta manusia yang paling jauh dari orang yang Allah naungi pada saat tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah,  bukanlah suatu keadilan engkau menghukumi diantara manusia dengan suatu Syare’at selain dengan Syare’at Allah,  siapa yang menjadikan untukmu seperti ini ? adililah manusia dengan Syare’at Rabb mereka, maka keadilan yang paling agung adalah seorang Imam berhukum dengan Syare’at Allah.
2.      Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, yakni seorang anak muda yang masih muda belia umurnya terus menerus dalam ketaatan kepada Allah, maka ini juga termasuk dari orang-orang yang Allah naungi pada saat tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah, dikarnakan seorang anak muda ini tidak ada padanya sifat kakanakkan[bhs.banjar] bermain-main, kebanyakkannya para remaja-pemuda mereka memiliki sifat kekanakkan, menyimpang, condong pada suatu tantangan yang dia tidak pikir itu bisa bermanfaat atau tidak ?, akan tetapi pemuda ini dia tumbuh dalam ketaatan ibadah kepada Allah terus menerus melakukan hal yang demikian itu, maka sesungguhnya Allah akan menaunginya pada hari tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah Tabaarak wata’alaa.
3.      Dua orang yang cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah, ya’ni ke-dua orang ini tidak ada status hubungan dari sisi nasab atau yang lainnya, akan tetapi hubungan keduanya berdasarkan kecintaan kepada Allah semata. Setiap satu dari antara mereka berdua masing-masing melihat yang lainnya memiliki ibadah dan ketaatan kepada Allah, menunaikan apa-apa yang wajib untuk ditunaikan kepada ahlinya, dan kepada siapa baginya hak darinya, maka diapun melihat yang seperti ini lalu diapun mencintai orang tersebut.
Dua orang ini termasauk dari orang-orang yang Allah naungi dihari tidak ada lagi naugan kecuali naungan Allah.
4.      Seseorang yang hatinya bergantung kepada Masjid, ya’ni Gemar, senang, suka cinta kepada Sholat, dan setiap kali ia selesai melaksanakan ibadah ini maka ia rindu untuk melakukan ibadah selanjutnya, maka masjid ma’nanya adalah : tempat sujud, sama saja apakah dibangun untuk sholat padanya ataukah tidak, al muhim, orang ini cinta kepada sholat, hatinya bergantung dengannya.
Maka ini menunjukkan kuatnya hubungan dia kepada Allah, karena sholat itu Shilah[penghubung] antara seorang hamba dengan Rabbnya, maka apabila dia mencintai, menjaga hubungan ini, sungguh ini menunjukkan dia senang menjaga dan mencintai hubungannya dengan Allah, orang yang seperti ini termasuk orang yang dinaungi oleh Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan Allah Azza waJalla.
5.      Seseorang yang diajak oleh wanita yang memiliki kekayaan dan kecantikan, ya’ni seorang wanita ini mengajak untuk berbuat kefajiran[dosa, berbuat jima’], akan tetapi laki-laki ini kuatnya iffah[kesucian] dia, dan sucinya kehormatan dia, sehingga diapun mengatakan : sesungguhnya aku takut kepada Allah, padahal dia seorang laki-laki yang memiliki syahwat, dan ajakan seorang wanita ini untuk melakukan kepada apa yang ia kehendaki terhadap dirinya mengharuskan untuk dilakukan, dikarnakan wanita ini yang mengajak dia, sementara kamar tersebut kosong tidak ada seorangpun, akan tetapi yang menghalanginya rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga dia mengatakan : sesungguhnya aku takut kepada Allah, dia tidak mengatakan : aku khawatir ada orang yang melihat kita, atau dia mengatakan : aku tidak punya keinginan untuk jima’. Akan tetapi dia mengatakan : Sesungguhnya aku takut kepada Allah. Maka orang ini termasuk dari orang-orang yang Allah naungi pada hari tidak ada naungan selain naungan Allah.
6.      Seseorang yang bersadaqah dengan satu shadaqah sampai-sampai tangan kirinya tidak mengaetahui apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya. Ya’ni, bersadaqah dengan satu shadaqah ikhlash kepada Allah, sampai-sampai jika ada seseorang berada disamping kirinya pun tidak mengetahui apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya karena kuatnya keikhlasan dia kepada Allah, maka Allahpun menaunginya dihari tidak ada naungan selain naungan Allah, dan ini jika tidak menampakkan shadaqah ada mashlahah dan kebaikkan yang besar, adapun jika menampakkan shadaqah padanya terdapat kemashlahatan dan kebaikkan yang besar, maka menampakkannya lebih utama, akan tetapi jika tidak ada mashlahah dan kebaikkan yang besar, maka menyembunyikannya lebih utama.
7.      Seseorang yang mengingat Allah ditempat yang sepi lalu berlinanglah ke-dua air matanya. Ya’ni dia mengingat Allah pada tempat yang tidak ada seorangpun kecuali Allah yang maha melihatnya, hatinya kosong dari ketergantungan kepada dunia, maka diapun takut kepada Allah sehingga berlinanglah kedua air matanya. Ini tujuh golongan dari orang-orang yang di naungi oleh Allah dihari tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah Tabaarak wata’alaa, terkadang kita dapati dua sifat atau lebih pada diri seseorang, dan terkadang pula, kita tidak dapati pada diri seseorang kecuali hanya satu sifat, maka ini cukup.
Kita memohon kepada Allah Tabarak wata’alaa agar kita semua termasuk dari orang-orang yang dinaungi oleh Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Amin…
M. Rifqy bin Junaidy al Kalimantany, Ma’had al Manshurah Banjarbaru kalsel