Minggu, 18 Januari 2015

SEBUAH RENUNGAN MENUJU KEHIDUPAN YANG BERARTI


قال تعالى ﴿ وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون الذاريات : 56
 Dan aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.QS. adz Dzariyat : 56
Dalam ayat yang mulia ini Allah Azza wa Jalla mengkhabarkan bahwasanya tidaklah Dia ciptakan Jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka inilah hikmah dalam penciptaan kita, wahai sekalian hamba-hamba Allah yang hidup numpang diatas bumi milik Allah, dimanakah kalian sekarang !tidakkah kalian berterima kasih kepada yang menciptakan kalian lalu mencukupkan kalian sehingga kalian bisa berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, menikmati segala yang ada dimuka bumi ini yang kalian ambil tanpa kalian berterima kasih kepada pemiliknya, yaitu Allah, yang setelah kalian dapatkan apa yang kalian inginkan dari berbagai macam perbendaharaan bumi dan langit kalian gunakan untuk menyombongkan diri kepada pemilik-Nya, berpaling tidak mau beribadah, tidak bersyukur berterima kasih kepada-Nya, ketika kalian dingatkan : jangan kalian sombong atas apa yang ada disisi kalian karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong ! malah kalian menjawab : sesungguhnya aku dapati ini semua karena ‘ilmu yang ada padaku, hak-hakku banyak !
Dan apakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan ummat-ummat sebelum engkau yang lebih kuat daripada engkau, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Allah tidak butuh kepada kalian namun kalianlah yang butuh kepada-Nya, Dia tidak ditanya namun kalianlah yang akan ditanya, jikalau kalian wahai Jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir kalian berada diatas hati seseorang yang paling bertaqwa diantara kalian, maka hal yang demikian itu tidak akan bisa menambah sedikitpun dari kekuasaan Allah.
Jikalau kalian wahai jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir kalian berada diatas hati seseorang yang paling jahat diantara kalian, maka hal yang demikian itu juga tidak bisa mengurangi sedikitpun dari kekuasan Allah tabaarak wata ‘alaa, Allah maha kaya dan kalianlah yang faqir.
Jikalau kalian wahai jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir kalian berdiri di satu tempat, meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan permintaan masing-masing kalian, hal yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari apa yang ada disisi-Ku, kecuali hanya seperti jarum yang kalian masukkan ditengah lautan.
Wahai sekalian manusia Allah hanya menginginkan darimu suatu hal yang sangat ringan, disaat engkau masih berada ditulang shulbi Nabi Adam : yaitu tidak menyekutukan Allah, Allah tidak masukkan engkau kedalam Neraka-maka engkaupun berpaling kecuali menyekutukan Allah.
Ia…hanya tidak menyekutukan Allah…beribadah hanya kepada-Nya dan Ittiba’ kepada Rasul-Nya hanya ini, yang semata-mata demi kebahagian kalian, bukan untuk Allah…Namun dimanakah kalian wahai hamba Allah !
Berkata al Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsir beliau tentang ma’na ayat diatas : bahwasanya Allah menciptakan Makhluq agar supaya mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak membuat sekutu bagi-Nya, maka barang siapa yang mentaati Allah maka dia akan dibalas dengan pembalasan yang sempurna, dan barang siapa yang berma’siat kepada Allah maka Dia akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat keras, dan Allah telah mengkhabarkan bahwasanya Dia tidak butuh kepada mereka, bahkan merekalah yang faqir kepada-Nya dalam semua keadaan mereka, dan Dialah yang menciptakan makhluqnya dan memberikan rizqi kepada mereka.
Berkata syekhul islam Rahimahullah : ‘Ibadah adalah mentaati Allah Azza Wajalla, dengan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah  melalui  lisan para Rasul.
Dan beliau juga yang mengatakan : ibadah itu sebuah nama yang mencakup segala apa yang dicintai oleh Allah dan diridhoi-Nya, dari ucapan-ucapan dan ‘amalan-amalan baik yang dhahir maupun bathin.
Berkata al Imam al Qurthubi Rahimahullah : asal ‘ibadah itu adalah merendahkan diri, dan tunduk.
HUJJAH ALLAH TELAH TEGAK  
قال تعالى  ﴿ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت النحل : 36
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah semata , dan jauhilah Thaghut.QS. an Nahl : 36
Dalam ayat yang mulia ini Allah telah mengkhabarkan, bahwasanya Allah telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul dengan membawa kalimat ini ; Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut, sebagaimana Allah nyatakan pula dalam ayat yang lain : Karena itu barangsiapa yang kafir [ingkar] kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.QS. al Baqarah : 256
Ayat ini mengandung ma’na Laa ilaaha ilallah, karena sesungguhnya kalimat tersebut adalah buhul tali yang amat kuat.
Berkata al ‘Allaamah al Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah : Thaghut adalah, setiap yang diperlakukan oleh seorang hamba secara melampaui batas : dari diibadahi, diikuti, atau ditaati.
Maka thaghut pada setiap kaum adalah : orang yang berhukum kepada thaghut tersebut bukan kepada Allah dan Rasul-Nya, beribadah kepadanya bukan kepada Allah, atau mengikutinya yang tidak didasari diatas ‘ilmu dari Allah, atau mentaatinya pada apa-apa yang mereka tidak tau bahwasanya itu merupakan ketaatan kepada Allah. Maka inilah Thaghut alam semesta ini, apabila engkau memperhatikannya dan engkau memperhatikan keadaan manusia kepadanya, engkau akan dapati kebanyakan mereka berpaling dari ibadah kepada Allah dan beribadah kepada Thaghut, berpaling dari ketaatan kepada Allah dan mutaba’ah kepada Rasul-Nya menuju ibadah kepada Thaghut dan mengikutinya.
Berkata al Imam Ibnu Katsir Rahimahullah : semua para Rasul menyeru untuk beribadah kepada Allah, dan melarang dari Ibadah kepada selain-Nya. Maka Allah senantiasa terus menerus mengutus kepada manusia Rasul-rasulNya, semenjak awal terjadi kesyirikan ditengah bani Adam, yaitu pada zaman Nabi Nuh ‘alahis salam diutus kepada mereka, dan beliau adalah Rasul yang pertama yang diutus oleh Allah kepada penghuni bumi, hingga Rasul yang terakhir yaitu Muhammad Shalallahu ‘alahi wa sallam, yang dakwahnya merata kepada manusia dan Jin, timur dan barat. Semuanya, sebagaimana Allah menyatakan   ﴿ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت النحل : 36
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah semata , dan jauhilah Thaghut.QS. an Nahl : 36
Maka ayat ini menunjukkan akan hikmah diutusnya para Rasul : seruan mereka kepada Ummat untuk beribadah kepada Allah semata, dan melarang dari ibadah kepada selainnya, maka inilah agama para Nabi dan Rasul, walaupun syariat mereka berbeda-beda, namun dakwah mereka hanya satu, yaitu : Sembahlah Allah semata dan jauhilah ibadah kepada selainya.

Abu Zuhair Rifqi bin Junaidy
Ma’had al Manshurah banjarbaru kalsel