قال
تعالى ﴿
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون ﴾
الذاريات : 56
“Dan aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku”.QS. adz Dzariyat : 56
Dalam ayat yang mulia ini Allah Azza wa Jalla mengkhabarkan
bahwasanya tidaklah Dia ciptakan Jin dan manusia melainkan hanya untuk
beribadah kepada-Nya, maka inilah hikmah dalam penciptaan kita, wahai sekalian
hamba-hamba Allah yang hidup numpang diatas bumi milik Allah, dimanakah kalian
sekarang !tidakkah kalian berterima kasih kepada yang menciptakan kalian lalu
mencukupkan kalian sehingga kalian bisa berbaring, duduk, berdiri, berjalan,
berlari, menikmati segala yang ada dimuka bumi ini yang kalian ambil tanpa
kalian berterima kasih kepada pemiliknya, yaitu Allah, yang setelah kalian
dapatkan apa yang kalian inginkan dari berbagai macam perbendaharaan bumi dan
langit kalian gunakan untuk menyombongkan diri kepada pemilik-Nya, berpaling
tidak mau beribadah, tidak bersyukur berterima kasih kepada-Nya, ketika kalian
dingatkan : jangan kalian sombong atas apa yang ada disisi kalian karena
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong ! malah kalian
menjawab : sesungguhnya aku dapati ini semua karena ‘ilmu yang ada padaku,
hak-hakku banyak !
Dan apakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan ummat-ummat sebelum engkau yang lebih kuat daripada engkau, dan
lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang
yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Allah tidak butuh kepada kalian namun kalianlah yang butuh
kepada-Nya, Dia tidak ditanya namun kalianlah yang akan ditanya, jikalau kalian
wahai Jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir kalian berada diatas hati
seseorang yang paling bertaqwa diantara kalian, maka hal yang demikian itu
tidak akan bisa menambah sedikitpun dari kekuasaan Allah.
Jikalau kalian wahai jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir
kalian berada diatas hati seseorang yang paling jahat diantara kalian, maka hal
yang demikian itu juga tidak bisa mengurangi sedikitpun dari kekuasan Allah tabaarak
wata ‘alaa, Allah maha kaya dan kalianlah yang faqir.
Jikalau kalian wahai jin dan manusia dari awal kalian hingga akhir
kalian berdiri di satu tempat, meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan
permintaan masing-masing kalian, hal yang demikian itu tidak mengurangi
sedikitpun dari apa yang ada disisi-Ku, kecuali hanya seperti jarum yang kalian
masukkan ditengah lautan.
Wahai sekalian manusia Allah hanya menginginkan darimu suatu hal
yang sangat ringan, disaat engkau masih berada ditulang shulbi Nabi Adam :
yaitu tidak menyekutukan Allah, Allah tidak masukkan engkau kedalam Neraka-maka
engkaupun berpaling kecuali menyekutukan Allah.
Ia…hanya tidak menyekutukan Allah…beribadah hanya kepada-Nya dan
Ittiba’ kepada Rasul-Nya hanya ini, yang semata-mata demi kebahagian kalian,
bukan untuk Allah…Namun dimanakah kalian wahai hamba Allah !
Berkata al Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsir beliau
tentang ma’na ayat diatas : bahwasanya Allah menciptakan Makhluq agar supaya
mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak membuat sekutu bagi-Nya, maka
barang siapa yang mentaati Allah maka dia akan dibalas dengan pembalasan yang
sempurna, dan barang siapa yang berma’siat kepada Allah maka Dia akan
mengadzabnya dengan adzab yang sangat keras, dan Allah telah mengkhabarkan
bahwasanya Dia tidak butuh kepada mereka, bahkan merekalah yang faqir
kepada-Nya dalam semua keadaan mereka, dan Dialah yang menciptakan makhluqnya
dan memberikan rizqi kepada mereka.
Berkata syekhul islam Rahimahullah : ‘Ibadah adalah mentaati
Allah Azza Wajalla, dengan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh
Allah melalui lisan para Rasul.
Dan beliau juga yang mengatakan : ibadah itu sebuah nama yang
mencakup segala apa yang dicintai oleh Allah dan diridhoi-Nya, dari
ucapan-ucapan dan ‘amalan-amalan baik yang dhahir maupun bathin.
Berkata al Imam al Qurthubi Rahimahullah : asal ‘ibadah itu
adalah merendahkan diri, dan tunduk.
HUJJAH ALLAH TELAH TEGAK
قال
تعالى ﴿ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا
الله واجتنبوا الطاغوت﴾ النحل
: 36
Dan sungguhnya
Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah semata , dan jauhilah Thaghut.QS. an Nahl : 36
Dalam ayat yang mulia ini Allah telah mengkhabarkan, bahwasanya
Allah telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul dengan membawa kalimat
ini ; Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut, sebagaimana Allah nyatakan pula
dalam ayat yang lain : Karena itu barangsiapa yang kafir [ingkar] kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.QS. al Baqarah : 256
Ayat ini mengandung ma’na Laa ilaaha ilallah, karena
sesungguhnya kalimat tersebut adalah buhul tali yang amat kuat.
Berkata al ‘Allaamah al Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah :
Thaghut adalah, setiap yang diperlakukan oleh seorang hamba secara melampaui
batas : dari diibadahi, diikuti, atau ditaati.
Maka thaghut pada setiap kaum adalah : orang yang berhukum kepada
thaghut tersebut bukan kepada Allah dan Rasul-Nya, beribadah kepadanya bukan
kepada Allah, atau mengikutinya yang tidak didasari diatas ‘ilmu dari Allah,
atau mentaatinya pada apa-apa yang mereka tidak tau bahwasanya itu merupakan
ketaatan kepada Allah. Maka inilah Thaghut alam semesta ini, apabila engkau
memperhatikannya dan engkau memperhatikan keadaan manusia kepadanya, engkau
akan dapati kebanyakan mereka berpaling dari ibadah kepada Allah dan beribadah
kepada Thaghut, berpaling dari ketaatan kepada Allah dan mutaba’ah kepada
Rasul-Nya menuju ibadah kepada Thaghut dan mengikutinya.
Berkata al Imam
Ibnu Katsir Rahimahullah : semua para Rasul menyeru untuk beribadah
kepada Allah, dan melarang dari Ibadah kepada selain-Nya. Maka Allah senantiasa
terus menerus mengutus kepada manusia Rasul-rasulNya, semenjak awal terjadi
kesyirikan ditengah bani Adam, yaitu pada zaman Nabi Nuh ‘alahis salam
diutus kepada mereka, dan beliau adalah Rasul yang pertama yang diutus oleh
Allah kepada penghuni bumi, hingga Rasul yang terakhir yaitu Muhammad Shalallahu
‘alahi wa sallam, yang dakwahnya merata kepada manusia dan Jin, timur dan
barat. Semuanya, sebagaimana Allah menyatakan ﴿ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا
الله واجتنبوا الطاغوت﴾ النحل
: 36
Dan sungguhnya
Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah semata , dan jauhilah Thaghut.QS. an Nahl : 36
Maka ayat ini menunjukkan akan hikmah diutusnya para Rasul : seruan
mereka kepada Ummat untuk beribadah kepada Allah semata, dan melarang dari
ibadah kepada selainnya, maka inilah agama para Nabi dan Rasul, walaupun
syariat mereka berbeda-beda, namun dakwah mereka hanya satu, yaitu : Sembahlah
Allah semata dan jauhilah ibadah kepada selainya.
Abu Zuhair
Rifqi bin Junaidy
Ma’had al
Manshurah banjarbaru kalsel