مِن الصَرْفِ الملَخَّصُ
فِى بَعْثِ مَمْنُوْعِ
[
Ringkasan pembahasan Mamnu’ min as-Sharf ]
Harokat fathah sebagai ganti dari kasroh terdapat pada satu tempat,
yaitu : Isim laa yan sharif
Isim laa yan sharif adalah : Isim yang terdapat padanya dua ‘ILAL dari Sembilan ‘ilal, atau terdapat
padanya satu ilal dari sembilan ilal, yang menduduki kedudukan ke-duanya.
‘lal sembilan yang dimaksud
tersebut adalah :
1.
Alif ta’niits mamdudah
2.
Alif ta’niits maqshurah
3.
Sighah muntahal jumu’
4.
Wazan fi’il
5.
Al-‘adl
6.
Tarkiibul mazjy
7.
Ziyaadah alif dan nun
8.
Al-‘ujmah
9.
Ta’niits secara Lafadz dan ma’na
Sembilan ‘ilal ini telah terkumpul pada ucapan seorang Naadhim,
yaitu Muhammad bin An-nuhaas, lihat Kawakib 1/ 89. yaitu :
اجْمع وزِن عادِلاً أَنِّثْ بِمَعْرِفَةٍ رَكِّبْ وَزِدْ عُجْمَةً فَالْوَصْفُ قَدْ
كَمَلَا
Dari definisi Mamnu min as-Sharf diatas menjelaskan kepada kita
bahwasanya dia terbagi menjadi dua, yang pertama yaitu :
·
Apa-apa yang menghalangi isim
tersebut dari Mamnu’ min as-Sharf [ dari tanwin ] karena adanya satu illah yang
terdapat pada isim tersebut, dan dia mencakup tiga perkara , yaitu :
1.
Karena Shighah muntahal jumu’ :
ya’ni setiap jama’ taksir, setelah alif jama’ terdapat dua huruf, atau tiga
huruf, atau pertengahan pada isim tersebut berharokat sukun. contoh
masing-masing,..?
2.
Karena alif ta’niits mamdudah :
ya’ni pada akhir isim tersebut terdapat Hamzah, contoh : صحراء
– حمراء – ورقاء – أطباء – أصدقاء
3.
Karena alif ta’niits maqshuurah :
ya’ni pada akhir isim tersebut terdpat alif, contoh : لَيْلَى
– سَلْمَى
- حُسْنَى
·
Apa yang menghalangi isim tersebut
dari mamnu’ min as-sharf [ dari tanwin ] karena adanya dua ‘illah yang terdapat
pada isim tersebut , dan dua ‘illah ini mesti salah satu diantara dua, yaitu, Al-‘alamiyyah [ isim ‘alam ] atau wasfiyyah [ sifat ] , kemudian digabungkan
kepada ‘illah ini ‘illah-‘illah yang lain. Baarakallahu fiikum.
Yang pertama :
isim-isim ‘alam yang terhalangi dari tanwin :
1.
Isim ‘alam muannats secara lafadh,
atau isim ‘alam maunnats ma’nawi, atau
lafadh ma’nawi.
Contoh yang lafadhnya muannats, tapi ma’nanya bukan muannats : شعبة
– معاوية – طلحة
Contoh muannats ma’nawi, tapi lafadhnya tidak : ابتسام – زينب – خُلُوْد – رَبَاب - سعاد
Contoh isim ‘alam muannats ma’na dan lafadhnya : - خديجة –
عائشة فاطمة
2.
Isim ‘alam a’jamiyyah, contoh : إسماعيل – إسحاق – إبراهيم
Faidah :
Ketahuilah-baarakallahu fiikum- bahwasanya seluruh nama-nama
para Nabi, yang dikisahkan oleh Allah Subhanahu wata’alaa dan Rasul-Nya
kepada kita mamnu’ min as-Sharf, kecuali 6 [ enam ] nama dari para Nabi
tersebut, mereka itu adalah :
1.
Nuh ‘Alaihis salam
2.
Luuth ‘Alaihis salam
3.
Huud ‘Alaihis salam
4.
Shaalih ‘Alaihis salam
5.
Muhammad ‘Alaihish Shalatu wa
salam
6.
Syu’aib ‘Alaihi salam
Tiga nama yang pertama, yaitu : Nuh, Luuth, dan Huud semuanya bisa
ditanwin walaupun ‘Ajam, kenapa bisa ditanwin ? karena terdiri dari tiga huruf
Sedangkan tiga nama yang terakhir, yaitu Shaalih, Muhammad, dan
Syu’aib ditanwin, kenapa ditanwin ?
karena asal mereka adalah orang Arab. Baarakallahu fiikum.
Demikian pula- Rahimakumullah- bahwasanya nama-nama para
Malaikat semuanya yang dikhabarkan oleh Allah Subhanahu wata’alaa dan
Rasul-Nya kepada kita mamnu’ min
as-Sharf. Kenapa nama-nama mereka mamnu’ min as-Sharf ? karena ‘Alam dan ‘Ujmah. Kecuali malaikat
Maalik, [ nama Malaikat penjaga Neraka ]
3.
‘Alam murakkabah dengan tarkiiban
mazjiyyan :
Para pakar Ahli Nahwu mereka membagi at-Tarkiib dengan beberapa
macam, ada :
·
Tarkiiban idhaafiyyan : ya’ni antara
mudhaf dan mudhafun ilaih, seperti contoh : كتابُ
محمدٍ
·
Tarkiiban isnaadiyyan : ya’ni
kalimat yang tersusun dari Mubtada dan khabar atau fi’il dan fa’il.
·
Tarkiiban mazjiyyan : ya’ni seperti
contoh, engkau mendatangkan dua kalimat lalu engkau jadikan dua kalimat
tersebut seperti satu kalimat. Contoh : خضرموت kalimat ini terdiri dari dua kalimat, kalimat yang pertama adalah :
خضر
dan kalimat yang ke-dua adalah : موت
4.
‘Alam yang diakhiri dengan Alif dan
Nun tambahan, contoh : شعبان – رمضان –
عثمان
5.
‘Alam yang berwazan Fi’il, contoh : أحمد
– يزيد – يشكر
6.
‘Alam ma’duulah, contoh عُمَر :
Yang ke-dua:
sifat-sifat yang Mamnu’ min as-Sharf :
1.
Sifat yang diakhiri dengan Alif dan
Nun tambahan, contoh :جوعان – عطشان –
غضبان
2.
Sifat yang berwazan fi’il, contoh : أفضل –
أحسن – أسوأ
3.
Sifat yang ma’duulah, ini hanya terbatas pada dua perkara, yaitu :
·
‘Adad-‘adad yang berwazan Maf’al dan
fu’aal [ bilangan-bilangan yang berwazan Maf’al dan Fu’aal فُعَال
– مَفْعَل ]
contoh : أُحاد – ومَوْحَد, ثُنَاء – ومَثْنَى, ثُلاث – ومَوْلَث, رُبَاع –
ومَرْبَع...إلى عُشَار – ومَعْشر
·
Kalimat :أُخَر
Mamnu’ min as-Sharf dikembalikan kepada asal ‘irabnya apabila masuk
padanya aliflam atau di idhafahkan, maka pada keadaan yang seperti ini dijarkan
dengan kasroh berdasarkan harokat asalnya. Adapun tanwin tetap terhalangi
karena adanya aliflam atau di idhafahkan, contoh :
سِرْنا فى صَحْراءَ واسِعَةٍ
سِرْنا فى الصَّراءِ الغَرِيبَةِ
والله أعلم
كتبه : محمد رفقي بن
جنيدي حفظه الله تعالى بمعهد المنصورة بنجار بارو
Ditulis
: Muhammad Rifqy bin Junaidy di ma’had
Al Manshurah BanjarBaru Rabi’uts Tsany 1435
H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar