وقال
تعالى ﴿
وهو الذى يتفوفاكم بالليل ويعلم ما جرحتم بالنهار ثم يبعثكم فيه ليقضى أجل مسمى ﴾
الأنعام : 60
Dan Dialah yang
menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di
siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu
Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.QS.al An’am : 60
Ru’ya : Mimpi, ya’ni apabila seseorang telah tidur, maka Allah akan
melepaskan ruhnya sehingga badannya mati, akan tetapi matinya mati kecil.
Allah juga mengatakan dalam ayat yang lain : Allah memegang jiwa
(orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu
tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya
dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.QS az Zumar : 42
Wafat didalam ayat ini adalah wafat kecil, ya’ni Ruh pergi dari
jasad kemana saja ia kehendaki yang sudah ditentukan oleh Allah.
Kemudian Ruh pada saat yang seperti ini melihat berbagai macam
kejadian-kejadian yang terbagi menjadi tiga : Melihat sesuatu yang disenangi,
atau melihat sesuatu yang tidak disenangi, mimpi ini adalah sebuah ungkapan
tentang sesuatu-sesuatu yang terkadang tidak punya arti, tidak punya tujuan, terkadang
hanya permainan dari syaithan, juga terkadang muncul dari bisikan jiwa, dan
terkadang karena sebab-sebab yang lain sehingga terbawa dalam mimpi.
Yang pertama : Mimpi yang
sholihah hasanah, yaitu seseorang melihat sesuatu yang dia senangi dia cintai
maka yang seperti ini dari Allah, dan ini suatu nikmat dari Allah kepada
seseorang dengan ia memperlihatkan sesuatu yang orang tersebut cinta dan
senang, seseorang apabila dia melihat sesuatu yang dia senangi maka dia akan
gembira, semangat, sehingga ini menjadi suatu kabar gembira yang disegerakan
oleh Allah kepadanya. Oleh karena itulah Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda “ Tidak tersisa dari Nubuwwah kecuali al Mubasysyirat” para shahabat
bertanya :apa al Mubasysyirat itu yaa Rasulallah ? Maka beliau mengatakan : Arru’yaa
as sholihaat [ Mimpi yang baik.pent ] Dari Abu Hurairah, HR. al Imam al
Bukhary.
Mimpi yang baik yang diperlihatkan untuknya adalah datang dari
Allah, maka ini Busyra dan kebaikan untuknya dari Allah.
Yang kedua : Mimpi yang makruhah, mimpi yang seperti ini dari Syaithan,
dimana syaithan menggambarkan dalam mimpinya berbagai macam kengerian sehingga
membuat dia takut, sedih, tidak semangat, bahkan bisa menjadikan orang tersebut
sakit.
Maka obatnya adalah : dia berlindung
kepada Allah dari kejelekan Syaithan dan dari kejelekan apa yang dia lihat,
jangan dia ceritakan kepada seorangpun, jangan pula ia semangat untuk
menafsirkan mimpinya tersebut, sebagian orang dizaman kita sekarang ini apabila
dia melihat sesuatu yang menjadikan dia tidak senang atau yang sejenisnya
ketika dalam mimpi, maka ia semangat untuk mencari orang yang bisa menafsirkan
mimpinya itu, atau mencari buku-buku tafsir mimpi untuk mencocokkan mimpinya
itu pada tafsir-tafsir yang ada dalam buku tersebut.
Maka apabila dia lakukan yang
seperti ini akan terjadi padanya, namun jika dia tidak menceritakan kepada
siapa saja maka tidak membahayakan dia, na’am, apabila seseorang berlindung kepada
Allah dari kejelekan syaithan dan dari kejelekan apa yang dia lihat serta dia
tidak ceritakan kepada siapa saja, maka tidak akan membahayakannya apapun
bentuknya, dan ini obat yang sangat mudah yaitu seseorang bersabar menutupinya
berlindung dari kejelekan syaithan dan dari kejelekannya sampai hal itu tidak
terjadi.
Yang ketiga : yaitu mimpi yang tidak ada tujuan tertentu, maka mimpi yang
seperti ini terjadi dari bisikan jiwa mungkin ketika hati seseorang bergantung
dengan sesuatu lalu dia pikirkan sampai-sampai tersibukkan olehnya hingga
terbawa tidur dan dia mimpi melihatnya, atau terkadang syaithan
mempermainkannya dalam mimpi, dia melihat sesuatu yang tidak ada ma’nanya,
sebagaimana yang pernah terjadi kepada seseorang lalu dia ceritakan kepada
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam : wahai Rasulullah aku telah
melihat dalam mimpiku bahwasanya kepalaku terpotong, lalu kepalaku lari dan aku
berjalan dibelakangnya. Maka Nabi Shalallahu ‘alahi wasallam bersabda :
“ jangan engkau ceritakan permainan Syaithan kepadamu dalam mimpi”, maka mimpi
yang seperti ini tidak ada ma’nanya.
Al Muhim ini pembagian Ru’yaa
[mimpi], apabila ditampakkan bagi seseorang orang yang mirip dengan ayahnya,
ibu, saudara, paman atau yang lainnya, maka ini terkadang kenyataan, dan
terkadang dari Syaithan, ya’ni Syaithan menyerupai bentuk-bentuk mereka lalu
dia perlihatkan kepada orang tersebut dalam mimpinya, kecuali Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam, maka apabila seseorang melihat Nabi dengan sifat-sifat
beliau yang ma’ruf maka sesungguhnya dia betul-betul melihatnya, dikarnakan
Syaithan tidak bisa menyerupai Nabi selamanya.
Apa bila seseorang melihat dalam
mimpinya orang lalu terbetik padanya bahwasanya orang yang dia lihat itu Nabi Shalallahu
alaihi wasallam, maka hendaknya dia mencari tentang sifat-sifatnya, apabila
cocok dengan sifat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam ? maka itu adalah
beliau, namun apabila tidak cocok maka orang tersebut bukan Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam namun ini hanya prasangka dari Syaithan yang dia berikan
kepada orang tersebut. Oleh karena itu ada seseorang yang selalu mengatakan :
aku telah melihat Rasulullah ‘alaihs shalatu wasalam dan dia berkata
kepadaku begini, lalu melakukan begini, kemudian disifati, ternyata tidak cocok
dengan sifat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam padahal itu terjadi dalam
mimpinya yang dia sangka orang tersebut adalah Nabi.
Adapun jika disifati kepada kita apa
yang dia lihat dalam mimpinya, lalu sesuai dengan sifat Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam, maka itu adalah haq.
Akan tetapi yang wajib untuk kita
ketahui adalah tidak mungkin seseorang mengambarkan sifat-sifat Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam dengan sesuatu yang menyelisihi Syare’at, ya’ni jika ada
seseorang datang kepadamu lalu ia mengatakan : aku telah melihat Rasul lalu
berkata kepadaku, kemudian memberikan kepadaku wasiat demikian-demikian. Maka
jika hal itu semua menyelisihi Syare’at maka ketahuilah orang tersebut
pendusta.
وعن أبي قتادة رضي الله عنه قال :
قال النبي صلى الله عليه وسلم :"الرؤيا الصالحة-وفي رواية : الرؤيا الحسنة-من
الله, والحلم من الشيطان, فمن رأى شيئا يكرهه فلينفث عن شماله ثلاثا, واليتعوذ من
الشيطان فإنها لا تضره" متفق عليه
Dari Abi Qataadah Radhiyallahu
‘anhu berkata : berkata Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam : ar
Ru’yaa ash Shaalihah dan didalam sebuah riwayat : ar Ru’ya al Hasanah itu dari
Allah, dan al hulm itu dari Syaithan, maka barang siapa melihat sesuatu yang ia
tidak menyenaginya maka hendaknya ia meniup kearah kiri sebanyak tiga kali, dan
ta’awwudz dari Syaithan maka sesungguhnya dia tidak akan memudharatkannya.
Muttafaqn ‘alaihi
وعن جابر رضي الله عنه عن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال :"إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها فليبصق عن يساره
ثلاثا, وليستعذ بالله من الشيطان ثلاثا, وليتحول عن جنبه الذى كان عليه"رواه
مسلم
Dan dari Jaabir Radhiyallahu
‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallm bersabda : “apabila
salah seorang diantara kalian melihat mimpi yang tidak ia senangi maka hendaknya
ia meludah kearah kirinya sebanyak tiga kali, dan hendaknya ia berlindung
kepada Allah dari Syaithan sebanyak tiga kali, dan hendaknya ia merubah posisi
berbaringnya dari keadaan sebelumnya”. HR.Muslim
Hadits ini berkaitan dengan Ru’yaa,
telah berlalu sedikit pembahasan tentang masalah ini, dan telah kita sebutkan
diatas bahwasanya ar Ru’yaa terbagi menjadi tiga :
1.
Ru’yaa
hasanah shalihah, maka ini dari Allah Azza waJalla, telah kita sebutkan
bahwasanya ru’yaa yang jenis seperti ini menyenangkan, dan dia termasuk kabar
gembira yang disegerakan kepada seorang Mu’min.
2.
Al Hulm, dan ini dari Syaithan, kebanyakkannya mimpi yang seperti
ini mimpi yang tidak disenangi oleh seorang Mu’min. ya’ni Syaithan
memperlihatkan kepadanya sesuatu yang ia tidak senangi hingga membuat dia
takut, sedih, patah semangat bahkan bisa membuat dia sakit, dikarnakan Syaithan
itu musuh bagi manusia, maka dia senang untuk menjelekan manusia dan membuat
dia sedih, Allah berfirman : Sesungguhnya pembicaraan
rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka
cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada
mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang
yang beriman bertawakkal.QS.al Mujaadilah : 10
Maka al Hulm
adalah seseorang melihat dalam mimpinya sesuatu yang tidak ia senangi atau yang
membuatnya goncang, akan tetapi termasuk bagian dari nikmat Allah Azza wa
Jalla Dia jadikan setiap penyakit pasti ada obatnya.
Dan obat al
Hulm berikut ini adalah :
·
Meludah
kearah kirinya sebanyak tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari
kejelekan Syaithan sebanyak tiga kali, dan dari kejelekan apa yang dia lihat,
seraya dia mengatakan :
أعوذ بالله من شر الشيطان ومن شر ما
رأيت.
Dibaca sebanyak tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya kearah
lain, misal, sebelumnya dia tidur dengan posisi miring kearah kanan, maka dia
ubah badannya keposisi arah kiri, sebaliknya dilakukan sama seperti itu.
·
Apabila
obat yang pertama ini tidak ada reaksinya, dalam artian masih saja mimpi buruk,
maka tempuh cara selanjutnya, yaitu : hendaknya dia bangun lalu berwudhu dan
Sholat.
Dan jangan ia ceritakan kepada seorangpun, jangan ia katakana : aku
telah melihat seperti ini-seperti ini, jangan pula ia pergi untuk mencari orang
yang bisa menafsirkannya, karena sesungguhnya mimpinya tersebut tidak
membahayakannya selama-selamanya.
3.
Al
Hulm yang terjadi karena bisikan jiwa, ya’ni seseorang yang hatinya selalu
bergantung dengan sesuatu, sehingga menjadi pikirannya, atau tersibukkan
olehnya lalu terbawa dalam tidur, maka ini tidak ada hukumnya, dan tidak pula
ada pengaruhnya.
Dan sepantasnya
bagi seseorang apabila dia melihat dalam mimpinya sesuatu yang menyenangkannya,
yaitu mimpi yang baik, maka hendaknya dia menta’wilkannya kepada yang baik dari
apa yang telah terjadi pada dirinya, karena mimpi yang baik apabila engkau
mengta’birkannya maka dengan izin Allah akan terjadi.
Abu Zuhair M.
Rifqy
Ma’had al
Manshurah Banjarbaru kalsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar