عن
عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الرفق لا يكون في شئ
إلا زانه, ولا ينزع من شئ إلا شانه. رواه مسلم
وقال
رسول الله صلى الله عليه وسلم لعبد القيس : إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة.
رواه مسلم من حديث ابن عباس رضي الله عنهما
Dari a’isyah Radhiyallahu anha bahwa Nabi Shalallahu
alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada
sesuatu melainkan ia akan memperindah sesuatu itu, dan tidaklah lemah lembut
itu di cabut pd sesuatu melainkan akan memperjelek sesuatu itu. HR.Muslim
Dan Rasulullah Shalallah alaihi wasallam berkata kpd ‘Abdul
Qais : sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yg Allah mencintainya :
yaitu, al Hilm dan al Anah.HR.Muslim dari hadits Abdullah bin Abbas Radhiyallahu
anhuma.
Tiga perkara yg terdapt di dalam
hadits di atas siapa yg ada pdnya tiga perkara tersebut maka dia akan meraih
kebaikan semata, namun sebaliknya siapa yg tidak memiliki tiga perkara tersebut
maka sungguh ia akan merugi di dunia dan akhirat. Perkara tersebut ialah :
·
Ar
Rifq : lemah lembut dalam bermuamalah kepd manusia, sampai-sampai kpd orang yg
berhak menerima hukuman pun harus berlemah lembut.
Karena Sesungguhnya lemah lembut
adalah perkara yg dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, tidaklah
lemah-lembut itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindah sesuatu itu,
dan tidaklah lemah lembut itu di cabut pada sesuatu melainkan akan memperjelek
sesuatu itu, maka ini sebagai dalil, anjuran untuk lemah lembut pada semua
perkara, lemah lembut dalam muamalah kpd keluarganya, saudara-saudaranya,
teman-temannya, dan kpd manusia.
·
Al
hilm : yaitu seseorang yg mampu menguasai dirinya ketika marah, apabila terjadi
pada dirinya kemarahan dan dia mampu untuk meluapkan kemarahannya maka iapun bs
mengendalikan dirinya, dia tidak mengiqob dan dia tidak tergesa-gesa dengan
hukuman.
·
Al
anah : yaitu seseorang hati-hati dalam perkara, tidak tergesa-gesa, dia tidak
mengambil perkara itu dengan dhohirnya saja sehingga akan menimbulkan
ketergesa-gesaan, dan tidak menghukumi kpd sesuatu sebelum ta’anni dan melihat.
Dan betapa banyak orang yg binasa
dan tergelincir karena sebab tergesa-gesa dalam perkara, sama saja dalam
menukil berita-berita, atau dalam hukum terhadap apa-apa yg ia dengar, atau yg
semisal dengan itu.
Sebagian manusia ada yg menganggap
ringan berita-berita semata apa yg dengar dari berita itu langsung ia nukil dan
bicarakan, sungguh telah datang dalam hadits Rasulullah Shalallahu alaihi
wasallam bersabda : cukuplah seseorang itu di katakan dusta membicarakan
pada setiap apa yg ia dengar.
Dan diantara manusia ada juga yg
tergesa-gesa dalam menghukumi, mendengar dari seseorang sesuatu, langsung yakin
bahwa sesuatu yg telah ia dengar dari si
bembawa berita tadi telah mengucapkan demikian atau melakukan demikian,
kemudian langsung memberikan hukum atasnya, bahwa dia telah salah, sesat, atau
yg semisal dengan itu, dan sikap seperti ini keliru wahai saudaraku ! hati-hati
dalam perkara maka semuanya akan baik.
Kita memohon kpd Allah Azza wa
Jalla agar menjadikan kita termasuk dari hamba-hamba yg memiliki
sifat-sifat yg Allah cintai.
AZM.Rifqy al Katingany, di tulis
pada saat hujan sangat lebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar