Rabu, 01 April 2015

Lemah lembutlah wahai saudaraku !



عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الرفق لا يكون في شئ إلا زانه, ولا ينزع من شئ إلا شانه. رواه مسلم
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعبد القيس : إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة. رواه مسلم من حديث ابن عباس رضي الله عنهما
Dari a’isyah Radhiyallahu anha bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindah sesuatu itu, dan tidaklah lemah lembut itu di cabut pd sesuatu melainkan akan memperjelek sesuatu itu. HR.Muslim
Dan Rasulullah Shalallah alaihi wasallam berkata kpd ‘Abdul Qais : sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yg Allah mencintainya : yaitu, al Hilm dan al Anah.HR.Muslim dari hadits Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma.
Tiga perkara yg terdapt di dalam hadits di atas siapa yg ada pdnya tiga perkara tersebut maka dia akan meraih kebaikan semata, namun sebaliknya siapa yg tidak memiliki tiga perkara tersebut maka sungguh ia akan merugi di dunia dan akhirat. Perkara tersebut ialah :
·         Ar Rifq : lemah lembut dalam bermuamalah kepd manusia, sampai-sampai kpd orang yg berhak menerima hukuman pun harus berlemah lembut.
Karena Sesungguhnya lemah lembut adalah perkara yg dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, tidaklah lemah-lembut itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindah sesuatu itu, dan tidaklah lemah lembut itu di cabut pada sesuatu melainkan akan memperjelek sesuatu itu, maka ini sebagai dalil, anjuran untuk lemah lembut pada semua perkara, lemah lembut dalam muamalah kpd keluarganya, saudara-saudaranya, teman-temannya, dan kpd manusia.
·         Al hilm : yaitu seseorang yg mampu menguasai dirinya ketika marah, apabila terjadi pada dirinya kemarahan dan dia mampu untuk meluapkan kemarahannya maka iapun bs mengendalikan dirinya, dia tidak mengiqob dan dia tidak tergesa-gesa dengan hukuman.
·         Al anah : yaitu seseorang hati-hati dalam perkara, tidak tergesa-gesa, dia tidak mengambil perkara itu dengan dhohirnya saja sehingga akan menimbulkan ketergesa-gesaan, dan tidak menghukumi kpd sesuatu sebelum ta’anni dan melihat.
Dan betapa banyak orang yg binasa dan tergelincir karena sebab tergesa-gesa dalam perkara, sama saja dalam menukil berita-berita, atau dalam hukum terhadap apa-apa yg ia dengar, atau yg semisal dengan itu.
Sebagian manusia ada yg menganggap ringan berita-berita semata apa yg dengar dari berita itu langsung ia nukil dan bicarakan, sungguh telah datang dalam hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : cukuplah seseorang itu di katakan dusta membicarakan pada setiap apa yg ia dengar.
Dan diantara manusia ada juga yg tergesa-gesa dalam menghukumi, mendengar dari seseorang sesuatu, langsung yakin  bahwa sesuatu yg telah ia dengar dari si bembawa berita tadi telah mengucapkan demikian atau melakukan demikian, kemudian langsung memberikan hukum atasnya, bahwa dia telah salah, sesat, atau yg semisal dengan itu, dan sikap seperti ini keliru wahai saudaraku ! hati-hati dalam perkara maka semuanya akan baik.
Kita memohon kpd Allah Azza wa Jalla agar menjadikan kita termasuk dari hamba-hamba yg memiliki sifat-sifat yg Allah cintai.
AZM.Rifqy al Katingany, di tulis pada saat hujan sangat lebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar