Allah Azza wa Jalla berfirman
:
﴿
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
الذين آمنوا وكانوا يتقون ﴾يونس
:
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati. [Yaitu] orang-orang yang beriman dan
mereka selalu bertakwa.QS:Yunus; 62-63
Wali artinya :
Mahabbah, atau Qurbah.
Maka mereka
adalah orang-orang yg dekat dan mencintai Allah Azza wa Jalla, oleh
karena itu mereka dinamakan wali karena mereka dekat kpd Allah dan Allah
mencintai mereka, Allah ta’ala berfirman : ﴿ إن الله يحب
التوابين ويحب المتطهرين ﴾ Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri.QS.al Baqarah : 222
Juga dalam
firman-Nya : ﴿ إن الله يحب المحسنين ﴾ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.QS.al
Baqarah ; 195
Sungguh Allah telah menjelaskn kpd
kita para wali ini adalah : orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa.QS:Yunus; 62-63
Maka para wali
adlh, yang terkumpul pada mereka Iman dan Taqwa.
Bukanlah para
wali Allah orang-orang yang mengaku wali pdhal mereka tidaklah beriman, dan
bukan pula wali orang yang beriman namun dia tidak bertaqwa,Betapa banyak
orang-orang yg mengaku-ngaku wali namun dia ahlu maksiat lagi fasiq, mengajak
manusia untk menyembahnya, mentaatinya pd segala sesuatu, dan menyatakan bahwa
Allah telah menghalalkan segala sesuatu untuknya, sampai pada perkara-perkara
yang diharamkn dikarnakan dia menganggap dirinya sudah sampai pd puncak
kesholehan dan telah keluar dari hukum-hukum syareat tidak butuh lg kepd
Ibadah. Maka mereka ini adalh musuh-musuh Allah Azza wa Jalla.
Ketahuilah
bahwasanya seperti apapun kesholehan dan ibadahnya seseorang tetap dia tdk
keluar dari ‘Ubudiyah, tidk pula Malaikat, wali, bahkan para Nabi, sampai Nabi
kita Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam pun tdk keluar dari ‘Ubudiyah beliau menyatakan : Demi Allah
sesungguhnya Aku berharap untuk aku lebih tau dan bertaqwa kepd Allah dari
kalian, dikeluarkn oleh al Bukhary 5063, Muslim 1110 keduanya dengan lafadh
yg dekat. Padahal beliau adalah Sayyidul Basyar dan orang yg paling baik lg
mulia yg berjalan di atas muka bumi ini, dan Allah Azza wa Jalla
berfirman kpd beliau : dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yakin
[ajal].al Hijr ; 99
Tidak ada seorangpun yg sampai dari
apa yg telah dicapai oleh beliau Shalallahu ‘Alaihi wasallam.
Sampai ‘Isa Alaihis salam pun
Allah Azza wa Jalla berfirman padanya : Al Masih
sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak [pula enggan] malaikat-malaikat
yang terdekat [kepada Allah]. Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan
menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan
berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah
untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan
menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih,
dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong
selain dari pada Allah. QS.an Nisa ; 172-173
Maka bagaimanakah orang-orang yg mulia
seperti ini para Nabi dan Rasul tidak keluar dari ‘Ubudiayah kpd Allah. namun
orang-orang yg mengaku sbg wali Allah sudah tidk terbebani syareat Allah Azza wa Jalla,
apakah mereka lebih mulia daripada para Nabi dan Rasul ?!!sehingga tidak terbebani lg syareat ?!
Maka siapa yg mengaku sebg wali namun
dia tidak beriman dan tidak bertaqwa, maka sesungguhnya dia adalah DAJJAL DAN
PENDUSTA.
Terkadang Orang-orang yg mengaku sbg
wali ini adalah : para dukun-dukun, tukang sulap, penyihir, para normal [
padahal hakikatnya mereka bukan orang-orang yg normal, karena amalan mereka ] dan
yg semisal mereka.
Maka jelaslah para wali Allah itu
adalah, yg terkumpul padanya :
1.
Iman
2.
Taqwa
Manusia dalam hal
ke-walian/kecintaan dan kebencian terbagi menjadi 3 macam
1.
Para
wali-wali Allah yg murni, yaitu dari kalangan para Malaikat, Nabi, Siddiqin,
Syuhada, dan Sholihul Mu’minin.
2.
Musuh
Allah yg murni, dari kalangan Musyrik, Kuffaar, Munafiq dengan nifaq yg besar,
mereka ini adalah musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang
kamu sampaikan kepada mereka [berita-berita Muhammad], karena rasa kasih
sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang
kepadamu, mereka mengusir Rasul dan [mengusir] kamu karena kamu beriman
kepada Allah, Rabb kalian. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku
dan mencari keridhaan-Ku [janganlah kamu berbuat demikian]. Kamu
memberitahukan secara rahasia [berita-berita Muhammad] kepada mereka, karena
rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa
yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka
sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. QS. Al Mumtahanah; 1
Dan Allah berfirman : Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman pada Allah dan
hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka.QS;al Mujadilah;22
Juga dalam firman-Nya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-wali[mu]; sebahagian mereka
adalah wali bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi wali pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.QS.al
Maidah ;51
3.
Orang-orang
yg pada mereka dicintai dari satu sisi, dan permusuhan dari sisi yg lain,
mereka ini adalah : al Muslimul ‘ashy [ Muslim yg maksiat ] pada muslim yg
seperti ini ke-walian sesuai apa yg bersamanya dari ketaatan, dan padanya
permusuhan sesuai kadar apa yg bersamanya dari kemaksiatan, maka setiap
muslim adalah wali bg Allah akan tetapi sesuai apa yg bersamanya dari
keimanan.
Maka wajib bg kita untuk mencintai
wali-wali Allah, iqtida kepada mereka, serta mendekati mereka.
Dan kita tidak melebihkan
seorangpun dari kalangan para wali terhadap seorang dari kalangan para Nabi ‘Alaihimus
salam.
Ini adalah bantahan terhada
orang-orang Shufi, orang-orang Shufi ini ghuluw terhadap para wali, mereka
meyakini bahwa wali lebih afdhal dari para Nabi.
Adapun Ahlu Sunnah mereka tidak
ghuluw terhadap para wali mereka tempatkan sesuai kedudukan dengan kedudukan
yg Allah berikan kepd mereka.
Adapun Shufi yg sesat ini mereka
melebihkn para wali dari pada para Nabi.sampai mereka mengatakan : tingkat
kenabian dalam kedudukan diatas rasul dan selain wali.
Ini merupakan kekufuran, karena yg
paling afdhal adalah : para Rasul, kemudian para Nabi, kemudian para wali,
dan sebab mereka mendahulukan / mengutamakan para wali diatas para Nabi
menurut persangkaan orang-orang Shufi adalah : bahwasanya wali mengambil ilmu
dari Allah secara langsung, sementara para Nabi mereka dengan pelantara.
Maka kita katakan : Nabi satu
lebih afdhal dari semua para wali.
Dan ini tidak diragukan lagi,
semua para wali dari awal makhluk sampai akhir tidak dapat menandingi satu
Nabi, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
|
والحمد
لله رب العالمين
كتبه : محمد رفقي ابن جنيدى الكتنجاني