Selasa, 24 Februari 2015

PENJELASAN RINGKAS TENTANG SIAPAKAH WALI ALLAH



Allah Azza wa Jalla berfirman :
﴿ ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون ۝ الذين آمنوا وكانوا يتقون ۝﴾يونس :
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.۝ [Yaitu] orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.QS:Yunus; 62-63
Wali artinya : Mahabbah, atau Qurbah.
Maka mereka adalah orang-orang yg dekat dan mencintai Allah Azza wa Jalla, oleh karena itu mereka dinamakan wali karena mereka dekat kpd Allah dan Allah mencintai mereka, Allah ta’ala berfirman : ﴿ إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri.QS.al Baqarah : 222
Juga dalam firman-Nya : ﴿ إن الله يحب المحسنين Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.QS.al Baqarah ; 195
Sungguh Allah telah menjelaskn kpd kita para wali ini adalah : orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.QS:Yunus; 62-63
Maka para wali adlh, yang terkumpul pada mereka Iman dan Taqwa.
Bukanlah para wali Allah orang-orang yang mengaku wali pdhal mereka tidaklah beriman, dan bukan pula wali orang yang beriman namun dia tidak bertaqwa,Betapa banyak orang-orang yg mengaku-ngaku wali namun dia ahlu maksiat lagi fasiq, mengajak manusia untk menyembahnya, mentaatinya pd segala sesuatu, dan menyatakan bahwa Allah telah menghalalkan segala sesuatu untuknya, sampai pada perkara-perkara yang diharamkn dikarnakan dia menganggap dirinya sudah sampai pd puncak kesholehan dan telah keluar dari hukum-hukum syareat tidak butuh lg kepd Ibadah. Maka mereka ini adalh musuh-musuh Allah Azza wa Jalla.
Ketahuilah bahwasanya seperti apapun kesholehan dan ibadahnya seseorang tetap dia tdk keluar dari ‘Ubudiyah, tidk pula Malaikat, wali, bahkan para Nabi, sampai Nabi kita Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam pun tdk keluar dari ‘Ubudiyah  beliau menyatakan : Demi Allah sesungguhnya Aku berharap untuk aku lebih tau dan bertaqwa kepd Allah dari kalian, dikeluarkn oleh al Bukhary 5063, Muslim 1110 keduanya dengan lafadh yg dekat. Padahal beliau adalah Sayyidul Basyar dan orang yg paling baik lg mulia yg berjalan di atas muka bumi ini, dan Allah Azza wa Jalla berfirman kpd beliau : dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yakin [ajal].al Hijr ; 99
Tidak ada seorangpun yg sampai dari apa yg telah dicapai oleh beliau Shalallahu ‘Alaihi wasallam.
Sampai ‘Isa Alaihis salam pun Allah Azza wa Jalla berfirman padanya : Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak [pula enggan] malaikat-malaikat yang terdekat [kepada Allah]. Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.۝ Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah. QS.an Nisa ; 172-173
Maka bagaimanakah orang-orang yg mulia seperti ini para Nabi dan Rasul tidak keluar dari ‘Ubudiayah kpd Allah. namun orang-orang yg mengaku sbg wali Allah sudah tidk  terbebani syareat Allah Azza wa Jalla, apakah mereka lebih mulia daripada para Nabi dan Rasul ?!!sehingga  tidak terbebani lg syareat ?!
Maka siapa yg mengaku sebg wali namun dia tidak beriman dan tidak bertaqwa, maka sesungguhnya dia adalah DAJJAL DAN PENDUSTA.
Terkadang Orang-orang yg mengaku sbg wali ini adalah : para dukun-dukun, tukang sulap, penyihir, para normal [ padahal hakikatnya mereka bukan orang-orang yg normal, karena amalan mereka ] dan yg semisal mereka.
Maka jelaslah para wali Allah itu adalah, yg terkumpul padanya :
1.      Iman
2.      Taqwa
Manusia dalam hal ke-walian/kecintaan dan kebencian terbagi menjadi 3 macam
1.      Para wali-wali Allah yg murni, yaitu dari kalangan para Malaikat, Nabi, Siddiqin, Syuhada, dan Sholihul Mu’minin.
2.      Musuh Allah yg murni, dari kalangan Musyrik, Kuffaar, Munafiq dengan nifaq yg besar, mereka ini adalah musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka [berita-berita Muhammad], karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan [mengusir] kamu karena kamu beriman kepada Allah, Rabb kalian. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku [janganlah kamu berbuat demikian]. Kamu memberitahukan secara rahasia [berita-berita Muhammad] kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. QS. Al Mumtahanah; 1
Dan Allah berfirman : Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.QS;al Mujadilah;22
Juga dalam firman-Nya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-wali[mu]; sebahagian mereka adalah wali bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi wali pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.QS.al Maidah ;51
3.      Orang-orang yg pada mereka dicintai dari satu sisi, dan permusuhan dari sisi yg lain, mereka ini adalah : al Muslimul ‘ashy [ Muslim yg maksiat ] pada muslim yg seperti ini ke-walian sesuai apa yg bersamanya dari ketaatan, dan padanya permusuhan sesuai kadar apa yg bersamanya dari kemaksiatan, maka setiap muslim adalah wali bg Allah akan tetapi sesuai apa yg bersamanya dari keimanan.
Maka wajib bg kita untuk mencintai wali-wali Allah, iqtida kepada mereka, serta mendekati mereka.
Dan kita tidak melebihkan seorangpun dari kalangan para wali terhadap seorang dari kalangan para Nabi ‘Alaihimus salam.
Ini adalah bantahan terhada orang-orang Shufi, orang-orang Shufi ini ghuluw terhadap para wali, mereka meyakini bahwa wali lebih afdhal dari para Nabi.
Adapun Ahlu Sunnah mereka tidak ghuluw terhadap para wali mereka tempatkan sesuai kedudukan dengan kedudukan yg Allah berikan kepd mereka.
Adapun Shufi yg sesat ini mereka melebihkn para wali dari pada para Nabi.sampai mereka mengatakan : tingkat kenabian dalam kedudukan diatas rasul dan selain wali.
Ini merupakan kekufuran, karena yg paling afdhal adalah : para Rasul, kemudian para Nabi, kemudian para wali, dan sebab mereka mendahulukan / mengutamakan para wali diatas para Nabi menurut persangkaan orang-orang Shufi adalah : bahwasanya wali mengambil ilmu dari Allah secara langsung, sementara para Nabi mereka dengan pelantara.
Maka kita katakan : Nabi satu lebih afdhal dari semua para wali.
Dan ini tidak diragukan lagi, semua para wali dari awal makhluk sampai akhir tidak dapat menandingi satu Nabi, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
والحمد لله رب العالمين
كتبه : محمد رفقي ابن جنيدى الكتنجاني