Senin, 27 Juli 2015

Keutamaan membaca do'a setelah adzan



عن جابر رضي الله عنه أَنَّ رسول الله صلى الله عليه سلم قال : من قال حين يسمع النداء : اللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، والصَّلاةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ والفَضِيْلَةَ، وابْعَثُهُ مَقَاماً مَحْمُوْداً الذي وَعَدْتَهُ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمُ القِيَامَةِ. رواه البخارى
Dari Jabir Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : barang siapa yang mengucapkan ketika mendengar adzan :
اللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، والصَّلاةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ والفَضِيْلَةَ، وابْعَثُهُ مَقَاماً مَحْمُوْداً الذي وَعَدْتَهُ.
“Ya Allah, rabb seruan yang sempurna ini, dan rabb sholat yang ditegakkan ini. Berilah Muhammad wasilah [derajat yang tinggi di sorga] dan keutamaan dan kedudukan yang terpuji yang Engkau janjikan kepadanya”.
Maka halal untuknya syafa’atku pada hari kiamat. HR.Bukhary
Hadits yang mulia ini menunjukkan akan keutamaan bagi siapa yang mengucapkan do’a ini setelah mendengar adzan di kumandangkan dia bersholawat kpd Nabi Shalalallahu alaihi wasallam kemudian setelah itu dia membaca do’a diatas, maka halal untuknya syafa’at Rasulullah dihari kiamat kelak. Subhanallah ! sebuah keutamaan yang sangat besar.
Juga menunjukkan akan keutamaan yang diberikan oleh Allah kepd Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.
Sungguh Allah Azza wa Jalla telah berjanji akan memberikan kpd beliau kedudukan yang terpuji sebagaimana dalam firman Allah Azza wa Jalla :
“Dan pada sebahagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”QS Al-isra : 79
Maka diantara kedudukan yang terpuji adalah : syafa’atul udhma.
Manusia pada hari kiamat akan merasakan kesusahan, kegelisahan, mereka tidk mampu untuk menahannya pada hari yang sanggat mengerikan itu yang lamanya selama lima puluh ribu tahun ! berada di atas satu hamparan, seorang memanggil akan terdengar dan seorang yang melihat akan terlihat nampak semuanya, tubuh-tubuh mereka dalam keadaan telanjang serta tidak beralas kaki, mata-mata terbelalak, mereka tidak memiliki sedikitpun kekuasaam untuk mendatangkan kemamfa’atan untuk dirinya dan tidak pula kemudharatan, seseorang akan lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari anak dan orang tuanya, matahari didekatkan diatas kepala mereka sejarak satu mil, tidak ada disana sesuatu yang bengkok, tidak pula sesuatu yang bergelombang dan tidak pula ada sesuatupun untuk berteduh dan bernaung*, tidak ada bangunan, setiap manusia akan sibuk dengan dirinya sendiri tidak sempat mengurus, melihat kpd selainnya. Maka mereka meminta untuk memberikan syafa’at untuk mereka disisi Allah, mereka datang kpd Nabi Adam, kemudian Nuh, kemudian Ibrohim, kemudian Musa, kemudian ‘Isa, hingga sampai kpd Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam Beliau akan datang ke hadapan Allah lalu bersujud dan memuji Rabb-nya setelah itu dikatakan kepd beliau :
“Angkat kepalamu, berkatalah niscaya ucapanmu akan didengar. Mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan dan berilah syafaat niscaya syafaatmu akan diterima”.
Maka sepantasnya untuk kita apabila mendengar muadzin mengumandangkan adzan mengucapkan seperti apa yang di ucapkan oleh muadzin walaupun saat kita membaca al-Qur’an, kita berhenti sebentar untuk menjawab muadzin kemudian setelah selesai kita lanjutkan kembali qiro’ah, kecuali pada lafadz “Hayyalas sholah dan hayyalal falah” maka jawabanya lain.
kemudian setelah selesai adzan kita bershalawat kpd Nabi Shalallahu alaihi wasallam setelah itu membaca do’a di atas.
KHILAF ULAMA RAHIMAHULLAH
Terhadap orang yang sedang sholat : apakah menjawab adzan muadzin atau tidak ?
Syekhul islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berpendapat : ia, walaupun engkau sedang sholat, karena adzan adalah dzikir tidak membatalkan sholat, dan Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : “ Apabila kalian mendengar muadzin  maka katakanlah seperti apa yang dia katakana. HR.Muslim dari hadits Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhuma.
Dan tidak diperkecualikan satu keadaan dari keadaan-keadaan.
Akan tetapi Jumhur/ kebanyakan Ulama mengatakan : apabila engkau sedang sholat maka jangan menjawab adzan muadzin. Karena sholat didalamnya terdapat kesibukkan secara khusus, sementara adzan panjang, dikhawatirkan terlalu banyak menyibukkan.
Namun  jikalau engkau bersin sementara engkau dalam keadaan sholat maka katakan : Alhamdulillah, ini tidak mengapa, karena satu kalimat yang tidak mungkin akan terlalu menyibukkanmu dari sholat, adapun menjawab adzan yang panjang maka jangan menjawab muadzin, namun jika engkau selesai sholat maka jawablah adzan tadi. Karena engkau telah terhenti dari kesibukkanmu terhadap sholatmu.
Demikian pula saat engkau buang hajah, lalu muadzin adzan maka jangan menjawab adzan tersebut. Karena kalimat adzan adalah dzikir, namun apabila engkau selesai dan telah keluar dari WC maka jawablah.
Ada yang berpendapat : tetap di jawab, namun dengan hatinya. Hanya saja pendapat ini perlu dilihat, kenapa ? karena sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam :
"فقولوا مثل ما يقول"
“maka jawablah seperti apa yang dia katakan”
Mengikuti dengan hati tidak teranggap sebagai ucapan.
Demikian pula saat kita mendengar beberapa muadzin mengumandangkan adzan apakah dijawab semua adzan yang dikumandangkan ?
Maka jawabannya : apabila satu adzan sedang dikumandangkan lalu dikundangkan lgi adzan yang kedua di masjid yang lain, sementara adzan yg pertama tadi belum selesai/ sempurna maka sibukkan/ jawablah adzan yang pertama dan tidak ada kewajiban kpdmu adzan yang kedua, adapun jika engkau mendengar adzan yang kedua setelah adzan yang pertama selesai maka jawablah/ ikutilah, karena ini merupakan perkara yang baik dan masuk dalam keumuman sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam :
"فقولوا مثل ما يقول"
“maka jawablah seperti apa yang dia katakan”
Akan tetapi para Ulama rahimahullah mengatakan kondisi yang seperti ini terhadap orang yang tidak dalam keadaan sholat.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar