Kamis, 16 Juli 2015

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. QS.An Nisa : 59





Diantara satu ushul dari ushul-ushul aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mendo’akan kebaikkan untuk penguasa.

Tidak diperbolehkan mendo’akan kejelekan kepada mereka, karena ini merupakan bentuk khuruj secara makna, seperti khuruj kepd mereka dengan senjata, dan juga karena dia memandang tidak ada kekuasaan mereka, maka yang wajib adalah mendo’akan untuk mereka hidayah dan kebaikkan, bukan mendo’akan kepada mereka dengan kejelekkan, cara yang seperti inilah  merupakan satu ushul dari ushul aqidah Ahlus Sunnah waljama’ah, yakni mendo’akan untuk mereka kebaikkan.
Apabila engkau melihat seseorang mendo’akan kejelekkan kepada pengusa, maka ketahuilah bahwa orang tersebut sesat dalam aqidahnya, dan dia tidak berada diatas manhaj salaf, sebagian manusia telah melakukan hal yang seperti ini lalu ia jadikan hal ini sebagai bentuk kecemburuannya dan kemarahannya karena Allah Azza waJalla, namun ketahuilah ini merupakan kecemburuan dan kemarahan yang bukan pada tempatnya.
Telah berkata Al Imam Fudhail bin Iyadh Rahimahullah- dan diriwayatkn hal ini dari Al Imam Ahmad Rahimahullah beliau berkata : kalau seandainya aku mengetahui bahwa aku memiliki do’a yang mustajab niscaya aku akan tujukan kepada penguasa.
Dan Imam Ahmad Rahimahullah telah bersabar tatkala fitnah melandanya, dan tidak ada nukilan dari beliau bahwa beliau mendo’an kejelekkan atau berbicara mengenai mereka, bahkan beliau hanya bersabar yang akhirnya kesudahan yang baik untuk beliau, maka inilah manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Maka mereka yang mendo’akan kejelekkan kepada penguasa muslim tidak berada diatas manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, demikian pula orang-orang yang tidak mendo’akan untuk mereka kebaikkan kpd para penguasa, maka ini merupakan alamat penyimpangan pada mereka dari aqidah ahlus sunnah wal Jama’ah.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وسلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar