﴿ والعصر
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ
إِلاَّ الذين ءامَنُوْا وَعَمِلُ الصالِحاتِ وَتَوَاصَوا بالحَقِّ وَتَواصوا بالصبر
﴾
Demi
masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
Di dalam ayat yang mulia ini Allah Azza wa Jalla
telah bersumpah dengan waktu/ masa, telah disebutkan yang dimaksud dengan waktu
disini ialah : akhir waktu siang hari, karena akhirun nahar termasuk waktu yang
afdhal, dan sholat ashr dinamakan dengan sholat al wustha.
Ada juga yang mengatakan : bahwa ashr disini
ialah : az zaman, dan ini yang paling shohihnya.
Makna ayat : bahwa Allah Azza wa Jalla bersumpah
dengan satu sumpah terhadap keadaan manusia bahwa mereka berada dalam kerugian,
berada dalam kekurangan pada setiap keadaan mereka baik di dunia ataupun di
akhirat kerugian yang meliputi mereka pada segala sisi, kecuali orang-orang
yang diperkecualikan oleh Allah Azza wa Jalla yaitu :
1. Orang-orang
yang beriman, dengan keimanan yang tidak bercampur dengan keraguan dan
kebimbangan iman yang telah di jelaskan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi
wasallam tatkala Jibril bertanya kepd beliau tentang iman, maka beliau bersabda
: iman itu ialah engkau beriman kpd Allah, Malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman dengan taqdir
baik dan buruk. Maka orang-orng yang beriman dengan ushul yg enam ini mereka adalah
orng-orng mu’min, akan tetapi keimanan yang tidak ada keraguan dan kebimbangan.
2. Orang-orang
yang beramal sholeh, yakni orang-orang yang melaksanakan, menegakkan amalan-amalan
sholeh : sholat, zakat, puasa, haji, birrul walidain, silatul arham, dan selain
dari itu dari amal-amal sholeh. Dan ketahuilah bahwa amal sholeh tidaklah
diterima kecuali tercakup pdnya dua perkara yaitu : ikhlash dan mutaba’ah kpd
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
3. Orang-orang
yang selalu berwasiat kpd sebagian mereka dengan sebagian yang lain dalam
kebenaran. Dan yang dimaksud dengan kebenaran adalah syare’at.
4. Orang-orang
yang selalu berwasiat kpd sebagian mereka dengan sebagian yang lain dalam
kesabaran. Sabar dalam melaksanakan ketaatan kpd Allah, sabar dalam menjauhi
larangan Allah, dan sabar terhadap taqdir-taqdir Allah.
Berkata al-Imam asy Syafi’I Rahimahullah : seandainya
Allah tidak menurunkan terhadap hamba-hamba-Nya satu hujjah kecuali surat ini
niscaya sudah mencukupi mereka.
Yakni cukup bagi mereka sebagai mau’idhoh serta
sebagai dorangan untuk berpegang teguh dengan keimanan dan beramal sholeh,
dakwah kpd Allah, serta bersabar diatas hal itu.
Kita memohon kpd Allah agar menjadikan kita
termasuk dari orang-orang yang beruntung, terbimbing, sesungguhnya Allah maha
mampu atas segala sesuatu.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى
آله وصحبه وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar