Diantara satu ushul dari ushul-ushul
aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mendo’akan kebaikkan untuk penguasa.
Tidak diperbolehkan mendo’akan
kejelekan kepada mereka, karena ini merupakan bentuk khuruj secara makna,
seperti khuruj kepd mereka dengan senjata, dan juga karena dia memandang tidak
ada kekuasaan mereka, maka yang wajib adalah mendo’akan untuk mereka hidayah
dan kebaikkan, bukan mendo’akan kepada mereka dengan kejelekkan, cara yang seperti
inilah merupakan satu ushul dari ushul
aqidah Ahlus Sunnah waljama’ah, yakni mendo’akan untuk mereka kebaikkan.
Apabila engkau melihat seseorang
mendo’akan kejelekkan kepada pengusa, maka ketahuilah bahwa orang tersebut sesat
dalam aqidahnya, dan dia tidak berada diatas manhaj salaf, sebagian manusia
telah melakukan hal yang seperti ini lalu ia jadikan hal ini sebagai bentuk
kecemburuannya dan kemarahannya karena Allah Azza waJalla, namun
ketahuilah ini merupakan kecemburuan dan kemarahan yang bukan pada tempatnya.
Telah berkata Al Imam Fudhail bin
Iyadh Rahimahullah- dan diriwayatkn hal ini dari Al Imam Ahmad Rahimahullah
beliau berkata : kalau seandainya aku mengetahui bahwa aku memiliki do’a yang
mustajab niscaya aku akan tujukan kepada penguasa.
Dan Imam Ahmad Rahimahullah
telah bersabar tatkala fitnah melandanya, dan tidak ada nukilan dari beliau
bahwa beliau mendo’an kejelekkan atau berbicara mengenai mereka, bahkan beliau
hanya bersabar yang akhirnya kesudahan yang baik untuk beliau, maka inilah
manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Maka mereka yang mendo’akan
kejelekkan kepada penguasa muslim tidak berada diatas manhaj Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, demikian pula orang-orang yang tidak mendo’akan untuk mereka kebaikkan
kpd para penguasa, maka ini merupakan alamat penyimpangan pada mereka dari
aqidah ahlus sunnah wal Jama’ah.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar